Aku pun membuka buku sejarah. Perang Siak berlaku antara Sultan Siak, Raja Ismail dengan Belanda dalam tahun-tahun 1760-1762.
Aku menjadi musykil, “Seperti apakah kitab yang penuh panduan fikah tabayyun ini?” Nenek menggoyeh sirih dan memandangku. Kemudian bersuara, “Raja Haji Ali Kelana mencatatkan satu perenggan yang mengesankan tentang khianat. Jika engkau menjadi menteri haruslah mengingat”. Untuk apa menjadi menteri jika ia sinonim dengan khianat?
Maka aku bertempik di sisi nenek, “Itu perjanjian dengan Belanda! Kita tidak mematuhi perjanjian dengan kafir”. “Maka tuan sultan diberhentikan dari pangkatnya itu sebab banyak kali melanggar politik kontrak: beberapa kali juga diberi nasihat oleh Seri Paduka ‘Governor General’ Betawi dan Seri Paduka Tuan Besar Residen Tanjung Pinang”.
Akan selalu ada paling kurang seorang agamawan; sejak dahulu, sekarang dan masa mendatang yang merestui khianat dalam diam. Dengan menjual seuntai ayat, dosa dapat menyamar bagai pahala.
lebih teruk & cukup membimbangkan bila 'ularmak lidah bercabang' yg fatwa-crazy, memperalatkan Islam dlm berfatwa. hari ini haram, besok halal. orang ini lah penghina Islam sebenarnya
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Source: msianinsight - 🏆 8. / 63 Read more »
Source: msianinsight - 🏆 8. / 63 Read more »
Source: hmetromy - 🏆 26. / 51 Read more »
Source: hmetromy - 🏆 26. / 51 Read more »
Source: fmtoday - 🏆 5. / 72 Read more »
Source: fmtoday - 🏆 5. / 72 Read more »