“NAMPAK tak tadi? Hari ini dia makan banyak, berselera. Tak macam selalu. Dah lama mama tak tengok dia makan banyak begitu,” luah Salamiah Jalani, ibu kepada Shuib ketika kami semua selesai berbuka puasa bersama-sama.
“Tetapi itu semua bukanlah yang sebenarnya. Kehidupan dan jiwa saya adalah sebagai seorang budak kampung. Bila saya kehilangan Sarah baru-baru ini, terus-terang, saya bagaikan tercari-cari apa yang boleh membuatkan diri rasa bahagia. “Saya membesar di rumah ini sejak berusia 8 bulan sehingga 17 tahun bersama arwah nenek dan datuk.Tak ada yang berubah pada rumah ini dan usianya sudah menjangkau mungkin 44 tahun. Ia juga menjadi saksi kehidupan susah saya dahulu.
“Setiap pagi sebelum pergi sekolah, saya mandi di air parit depan rumah ini. Pagi-pagi bawa lampu suluh, tengok ikan, cakap-cakap dengan ikan. Pergi sekolah, badan pun bau ikan. Tandas di luar itu ada, tapi separuh saja nampak kepala. “Di sini, di kampung inilah yang membentuk saya seorang manusia yang ada hati perut. Untuk ada rasa kasih sayang pada semua orang, untuk tidak merasakan diri angkuh bila sudah berjaya.
“Sangat-sangat terasa. Dari dia dalam perut, pandai menendang, kemudian dilahirkan, namun, dia buka mata tanpa menatap wajah ibunya sendiri. Sebenarnya, saya hidup dengan ketakutan.Sebab banyak momen pertama kali tanpa arwah. “Saya sedih, anak-anak juga mesti begitu. Mereka sebenarnya lebih kuat berbanding saya.Pandainya mereka membawa diri seakan-akan tahu, masing-masing perlu menjaga antara satu sama lain.Saya perlukan momen ini
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Source: UMonline - 🏆 27. / 51 Read more »
Source: msianinsight - 🏆 8. / 63 Read more »
Source: UMonline - 🏆 27. / 51 Read more »
Source: UMonline - 🏆 27. / 51 Read more »
Source: UMonline - 🏆 27. / 51 Read more »
Source: msianinsight - 🏆 8. / 63 Read more »