REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peneliti UGM membuat terobosan baru bidang pertanian. Mereka mengembangkan pertanian cerdas lewat alat yang mampu menghitung gas emisi rumah kaca yang ada di lahan-lahan pertanian.
Bayu mengatakan, selama ini oritentasi pengembangan pertanian cerdas selalu ke pertanian yang diproses budidaya atau on-farmnya. Padahal, banyak data-data dari sensor yang dipasang di lahan pertanian. "Padahal, realita di lapangan, emisi karbon yang dihasilkan bisa melebihi perkiraan," kata Bayu di Ruang Fortakgama UGM, Senin .
Melihat kondisi itu, Bayu berpikir membuat suatu perhitungan dengan memanfaatkan data dari sensor secara real time dan update. Seperti data iklim, paremeter tanah, dan pertumbuhan tanaman. Alat penghitung emisi gas rumah kaca Bayu ini dibangun dengan lima sensor dalam field monitoring system . Mulai dari sensor radiasi matahari , dan arah dan kecepatan angin .
Bayu menjelaskan, alat bekerja saat seluruh sensor terkoneksi dengan data logger. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis setiap 30 menit sekali dan data akan langsung tersimpan di data logger.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »