Terbitkan Pajak Bodong Empat Tersangka Raup Rp 98 Miliar

  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 73 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 32%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Dua tersangka diantaranya adalah bapak anak yang telah beraksi selama kurang setahun

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat berhasil mengungkap kasus faktur pajak bodong dengan kerugian negara Rp 98 miliar. Dalam kasus ini, polisi menetapkan empat tersangka, dua diantaranya adalah otak pelaku seorang bapak dan anak. Mereka beraksi selama kurang dari setahun dengan modus menerbitkan faktur pajak fiktif untuk tiga perusahaan di Bogor.

‘’Tersangka seolah-olah melakukan kegiatan pajak tapi perusahaannya fiktif,’’ kata Wadir Reskrimsus Polda Jabar AKBP Harry Brata kepada para wartawan di Mapolda, Senin . Empat tersangka yang diamankan polisi, kata Harry, yaitu bapak dan anak dengan inisial AS dan AA . Dua tersangka lainnya yang membantu kejahatan ini yaitu AP dan R . Dalam menjalankan aksinya, tersangka AS dan AA menerbitkan faktur pajak fiktif untuk tiga perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan bakar minya . Tiga perusahaan tersebut yaitu PT LSE, PT SPJ, dan PT PIK. ‘’Pelaku menjalankan aksinya pada periode September 2018 hingga Juli 2019,’’kata dia.

Ke empat tersangka, lanjut Harry, dijerat dengan Pasal 39A huruf a jo Pasal 43 ayat UU No 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, jo Pasal 64 KUHP untuk tahun pajak 2018 hingga tahun 2019 dengan ancaman pidana penjara paling singkat dua tahun dan paling lama enam tahun.

Sementara itu, Kabid Pemeriksaan, Penagihan, Intelejen dan Penyidikan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat, Rustana Muhamad Mulud Asroem, mengatakan, tersangka AS dan AA menerbitkan faktur pajak terhadap tiga perusahaan . Ketiga perusahaan itu, kata dia, direkayasa oleh tersangka seolah-olah membeli BBM untuk mendapatkan fee pajak dari negara.BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Polisi tangkap ayah dan anak raup Rp92 miliar dari faktur pajak palsuPara tersangka menerbitkan faktur pajak terhadap tiga perusahaan yang seolah-olah membeli BBM untuk mendapatkan pajak dari negara.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »

Harga Minyak di Balik Seretnya Penerimaan PajakPertumbuhan penerimaan pajak negara pada bulan Oktober 2019 melambat. Kondisi ini disebabkan karena kontribusi pajak dari sektor migas terbebani harga minyak yang turun. Pajak
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

Menkeu dan Ditjen Pajak Beri Penghargaan Kepada Adaro EnergySebagai perusahaan nasional, PT Adaro Energy Tbk berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan ekonomi Indonesia melalui pajak dan royalti. AdaroEnergy
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »

Pertama di Pulau Sumatera, Bayar Pajak Pakai GoPayInovasi pembayaran pajak oleh nontunai sesuai dengan perjuangan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui elektronifikasi.\n\n Teknologi... Lawan arus
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Menilik Persoalan Pendapatan Pajak di DKI, Benarkah Terjadi Defisit?DKI Jakarta dinilai mengalami defisit anggaran di antaranya dari segi pendapatan pajak. Anggaran janggalnya gila-gilaan
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Milenial Bersikap Skeptis Terhadap Transparansi Pengelolaan Pajak – Bebas AksesSekitar 42 persen wajib pajak kelompok milenial menilai, manfaat pajak yang dirasakan selama ini belum sesuai dengan pajak yang dibayarkan. Persepsi itu muncul atas dasar ketidakadilan pengenaan tarif pajak. Ekonomi AdadiKompas karinaisna karinaisna Ujung2nya paling dikorup, Buka utang baru..😆
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »