) yang diangkat Presiden Joko Widodo. Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini pernah meminta Presiden Jokowi menolak revisi UU KPK dan mendukung diterbitkan Perppu KPK.Lulusan FISP UI ini aktif mengajar pada Program Pascasarjana Ilmu Politik pada FISIP Universitas Nasional dan Program Pascasarjana Komunikasi pada FISIP UI serta aktif dalam organisasi profesi kalangan sarjana/ahli politik.
Kini Syamsuddin ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat . Syamsuddin tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pukul 12.55 WIB. Dia menegaskan ingin memperkuat KPK. "Kita kan ingin menegakkan pemerintahan yang bersih dengan memperkuat KPK sebagaimana pun tanpa pemerintahan bersih kita tidak bisa meningkatkan daya saing. Kita tidak bisa mengundang investor, kita tidak bisa melanjutkan pembangunan untuk Indonesia lebih baik," ujar Haris.Sebelumnya, Syamsuddin juga menyoroti tajam revisi UU KPK. Syamsudin menolak revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. LIPI menilai revisi UU KPK itu bertujuan melumpuhkan tugas KPK.
Tidak hanya itu, Syamsuddin menyarankan agar Presiden Jokowi menerbitkan Perppu KPK itu setelah pelantikan presiden terpilih dan sebelum menetapkan kabinet. Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih akan dilakukan pada 20 Oktober 2019. Menurutnya, bila penerbitan perppu dilakukan Jokowi setelah pelantikan presiden dan sebelum penetapan kabinet, akan ada sejumlah keuntungan. Keuntungan tersebut dari legitimasi yang lebih kuat hingga tawar-menawar untuk parpol dalam penyusunan kabinet.
People change .. lipiindonesia ..mgkn dulu lbh krn emosional tdk dengar berita secara utuh. Stlh dengar utuh akhirnya siap. Makanya kumpulkanlah data selengkapnya baru komentar spy tdk capek menjlskan sesuatu yg pernah dinyatakan dulu. Apalagi prof LIPI. Tx
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »