DI rumah sakit Severo Ochoa di pinggiran kota Madrid yang terpukul parah selama gelombang pertama pandemi, unit perawatan intensifnya sekali lagi penuh dan petugas medis yang kelelahan takut terulangnya 'horor' yang sama.
"Kami kewalahan," aku Ricardo Diaz Abad, kepala perawatan intensif di rumah sakit tersebut di Leganes, Madrid, yang tengah berdiri di depan 12 tempat tidur, semuanya dipenuhi dengan pasien covid-19 yang sakit parah. "Sayangnya kami kehilangan dua pasien dalam semalam," katanya.Mengenakan setelan plastik putih, kaca mata pelindung, satu atau dua masker, sarung tangan dan penutup sepatu dari plastik, pengasuh bergiliran masuk ke dalam unit.
Meski saat ini, kata Diaz Abad, rumah sakit memiliki tempat tidur yang cukup untuk merawat pasien covid-19, tidak seperti pada gelombang pertama, para staf sekali lagi takut kewalahan jika infeksi terus meningkat.Madrid dan wilayah sekitarnya telah menjadi daerah terparah di Spanyol, yang sejauh ini virus tersebut telah merenggut hampir 34.000 nyawa.
Sonia Carballeira, seorang perawat berusia 39 tahun, mengatakan bahwa beban kerja terkadang menghalanginya untuk melakukan semua video call antara pasien dan kerabat yang tidak bisa mengunjungi pasien secara langsung. Di dalam, pasien berusia 61 tahun Manuel Collazo Velasco masih belum bisa melupakan bagaimana virus telah mengubah indera perasanya. "Tidak ada gula, tapi menurut saya sangat-sangat manis," katanya sambil menyantap yoghurt.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »