Kondisis bangunan cagar budaya peninggalan Dinasti Mataram Islam berusia ratusan tahun itu cukup memprihatinkan. Selain keretakan bangunan, tak sedikit struktur bangunan Sanggabuwana yang mengalami kerusakan akibat dimakan cuaca.Cat bangunan mengelupas sehingga terkesan tak terawat. Kini, para abdi dalem dan sentana dalem mulai membenahi dengan mengecat ulang bangunan mulai dari Kori Kamandungan hingga Panggung Sanggabuwana.
Banyak bangunan yang diusulkan untuk direvitalisasi, namun bangunan yang paling urgen atau mendesak adalah Panggung Sanggabuwana. “Panggung Sanggabuwana yang paling mendesak. Enggak ada kerajaan di Asia Tenggara yang punya menara seperti itu,” katanya saat diwawancarai“Jadi memang harus direvitalisasi dengan mengacu pada kajian teknis setelah pembentukan tim kecil,” imbuhnya. Panggung Sanggabuwana merupakan ikon Keraton Solo berbentuk menara setinggi sekitar 36 meter.
“[Panggung Sanggabuwana] Tidak hanya ikon Keraton Solo tapi juga kerajaan di Nusantara. Zaman dahulu, fungsinya untuk memantau keadaan di sekitar kerajaan karena saking tingginya. BentengLebih jauh, Gusti Moeng menyampaikan selalu berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah saat hendak merehab bagian dari bangunan di kompleks Keraton Solo.
Sementara itu, Kepala BPCB Jawa Tengah, Sukronedi, mengatakan belum ada pembahasan ihwal pembentukan tim kecil yang bertugas membenahi bangunan di kompleks Keraton Solo.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »