Pemerintah Akui Diksi New Normal Salah, KSP: Bahasa Asing, Susah Dipahami

  • 📰 detikcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 18 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 10%
  • Publisher: 51%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Tenaga Ahli Utama KSP Brian Sriphastuti mengatakan istilah 'new normal' mengandung bahasa asing sehingga sulit untuk dipahami. Berikut penjelasannya: NewNormal

' mengandung bahasa asing sehingga sulit untuk dipahami. Karena itu, istilah tersebut diganti dengan 'adaptasi kebiasaan baru'.' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah untuk dipahami, diterjemahkan memang sebagai, adaptasi kebiasaan baru," kata Brian dalam diskusi Polemik bertajuk 'COVID-19 dan Ketidaknormalan Baru' yang disiarkan dalam YouTube MNC Trijaya pada Sabtu .

"Jadi yang ditonjolkan di sini bukan situasinya tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi. Perilaku yang bisa membatasi atau menghindari transmisi persebaran lebih lanjut dari orang ke orang supaya tidak terinfeksi atau terpapar virus ini," ucap Brian.' sebagai fase normal sebelum terjadi pandemi.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

Nah sudah ku duga

Karek sadar ayeuna. TEU LUCU CUK

Pakek bahasa Sanskerta aja...

sekelas DPR dan KSP aja bilang kalo susah ngga usah dikerjain. Lembaga negara memberikan contoh buruk buat semua warga.

KSP ini dibubarkan aja, makin nggak jelas juga yang dikerjakan.

Yaeiya hrus nya pake bahasa nasional qta ...

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 29. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Tenaga Ahli KSP: Perlu Ada Revolusi Perubahan Perilaku |Republika OnlineMasyarakat dinilai perlu mengubah perilaku dalam menghadapi pandemi Covid-19. yg perlu direvolusi perubahan perilaku lebih dulu diawali dr pemerintah biar semakin peduli thdp nasib rakyat, salah satunya keadilan hukum tidak hny tajam kebwah n tumpul thdp kawan. Akhlaq iman taqwa dirubah , itu lebih penting mulai dari SD SMP SMA harus diajarkan formal dan wajib... membangun manusia lebih penting dari membangun infrastruktur ....
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

KSP: Naiknya Kasus Positif Covid-19 Jadi Tanggungjawab BersamaTenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sriphastuti mengatakan, naiknya pasien positif Covid-19, harus menjadi pengingat untuk diri sendiri agar mematuhi protokol kesehatan.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »

Tenaga Ahli KSP: Ada Unsur Bahasa Asing, New Normal Tidak Mudah DipahamiBrian Sriphastuti mengatakan, kalimat 'new normal' memang tidak mudah dimengerti sebagian masyarakat.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

KSP Indosurya Beri Proposal Damai, Mayoritas Anggota Setuju |Republika OnlineMasih ada anggota yang kecewa dengan tawaran proposal damai Indosurya
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

KSP Keluhkan Data Bansos Tak Pernah Diverifikasi Sejak 2015Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan mengatakan bansos yang salah sasaran akibat data tidak diperbarui sejak 2015. Lha...tahun 2015 presidennya siapa ya? 😃🙏 Istana ko ngeluh mulu !! Pada ga ngerti yah ! Kalo di verifikasi bisa nambah banyak jumlah orang miskin 2 x lipat 😁
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »

Pemerintah: Diksi New Normal Salah, Kami Ubah Jadi Adaptasi Kebiasaan BaruJuru bicara pemerintah untuk penanganan Corona (COVID-19), dr Achmad Yurianto mengungkapkan ada diksi yang salah di kata 'new normal'. Dia menilai diksi yang benar adalah adaptasi kebiasaan baru. NewNormal dari awal sudah tidak normal kementerian Bapak. kebiasaangendeng kenapa doyan banget ngurusin hal yang ga begitu penting sih? 🤦🏻‍♀️ Emang pemerintah pernah bener?
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »