Pakar UGM: Tidak Perlu Lockdown Kampung

  • 📰 mediaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 40 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 19%
  • Publisher: 92%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Menurut Koordinator Tim Respons Covid-19 Universitas Gadjah Mada lockdown itu justru menjadi titik yang rawan penularan karena masyarakat justru berkumpul dengan dalih menjaga

Koordinator Tim Respons Covid-19 Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono Ahmad, MPJ, Ph.D. menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu melakukan lockdown dan membatasi aktivitas keluar masuk wilayah mereka untuk mencegah penyebaran virus covid-19.

Pasalnya yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, jelasnya, gerbang keluar masuk desa atau permukiman yang oleh masyarakat disebut lockdown itu justru menjadi titik yang rawan penularan. "Di tempat ini, warga biasanya berkumpul dengan alasan menjaga. Namun, ini sebenarnya justru menjadi rawan," ujar Riris saat dihubungi, Senin .Jadi, Riris mengingatkan agar masyarakat tidak dengan mudah menggunakan istilah lockdown.

Menurut Riris, penggunaan istilah lockdown yang kemudian diterapkan di sejumlah desa malah dapat menimbulkan kecurigaan terhadap orang yang tidak dikenal. "Jika tidak hati-hati justru dapat meningkatkan terjadinya kekerasan sosial. Ini perlu diwaspadai karena jika sering terjadi, situasi menjadi tidak kondusif," tandasnya.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 2. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Pakar UGM: Karantina Wilayah Perlu Diterapkan di Zona Merah CoronaKoordinator Tim Respons COVID-19 UGM, Riris Andono Ahmad mengatakan karantina wilayah perlu diterapkan di zona merah Corona. Udah terlambat Setuju data zona merah aja ga dibuka😭😭
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

Pakar UGM Kritik Lockdown di PerkampunganMenurut Koordinator Tim Respons COVID-19 UGM Riris Andono Ahmad, masyarakat terlalu mudah menggunakan kata lockdown sehingga menimbulkan kebingungan. Hoiy, yg dilakukan warga itu demi kselamatan lingk. mreka lho. Mreka ga mau mati konyol..kluar negri blm prnh, ngbrol sm bule kaga, tp kna virus 🤦🏻‍♂ Lgan ga smua yg lockdown lokal bikin posko, modal pager bs. Gua td pagi liat di jkt, sepi, wrga 80% di rmh, RT mantau pake CCTV
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »

Pakar katakan pemerintah perlu petakan komunitas tangani COVID-19Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia Dr Firman Kurniawan Sujono mengusulkan agar pemerintah memetakan komunitas-komunitas yang didengar oleh masyarakat ...
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »

Tim Pakar Corona Tidak Merekomendasikan Bilik Disinfeksi CepatKetua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan penggunaan bilik disinfeksi cepat untuk membunuh virus corona tidak disarankan untuk manusia. VirusCorona *WAHAHA PEMERINTAH DUNGU BIKIN KEBIJAKAN INI SALAH... ITU SALAH... Boleh TAPI YANG AMAN UNTUK MANUSIA. Kl mau ikut WHO, kalian yg sehat gak usah pake masker ya. Ikut anjuran WHO malah lebih banyak lg yg tertular Teros moo gimanaa
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »

Daftar 25 RS Rujukan Corona di Yogya: RSUP Sardjito hingga RSA UGMPemerintah DIY menyiapkan 25 rumah sakit rujukan untuk menangani pasien virus Corona (COVID-19). Alhamdulillah JIH masuk herry_zudianto
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

Pakar: Belum Ada Riset Disinfektan Biasa Bisa Bunuh Covid-19 |Republika OnlineMenurut pakar, perlu ada riset khusus terkait hal tersebut.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »