“Jika kalian menginginkan ilmu, maka selamilah Alquran, karena di dalamnya terdapat ilmu orang-orang terdahulu dan yang akan datang.”Sanah Hilwah sidi Prof M Quraish. Selamat ulang tahun yang ke-76. Tahniah yang saya sampaikan memang telat beberapa hari, semestinya tepat pada 16 Februari lalu, saya menyampaikan tahniah, saat hadratak memeringati hari jadi. Tetapi, keterlambatan ini insya Allah tak sedikit pun mengurangi takzim saya ke hadratak, Prof.
Kalimat itu lantas populer di kalangan cendekiawan, mahasiswa, dan tak terkecuali para juru dakwah. Membumikan Alquran, maknanya mengimplementasikan nilai-nilai luhur Kitab Suci tersebut di kehidupan sehari-hari secara lebih konkret dan serius. Hanya saja, dalam konteks masa kekosongan pemikir tafsir lokal, Quraish mampu membingkainya dengan apik, meski kalimatnya tak terlalu kearab-araban, tetapi tak melenceng dari esensi utama. Begitu lah Quraish yang menurut penilaian Howard M Federspiel dalam Kajian Alquran di Indonesia, putra kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini, adalah putra bangsa yang unik. Modal keilmuan yang ia peroleh selama di Timur Tengah, menjadi asupan berharga bagi dinamika tafsir di nusantara.
Padahal, dalam dekade itu, buah pemikiran beberapa tokoh sempat menggeliatkan kajian tafsir modern nusantara seperti karya ash-Siddieqy dengan judul Tafsir al-Bayan, Halim Hasan lewat Tafsir Alquranul Karim, dan terakhir pendahulu Quraish di Universtas al-Azhar Mesir, yakni karya Buya Hamka dengan judul Tafsir al-Azhar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »