Karena, potensi kembali munculnya virus ini selalu ada, maka kewaspadaan, antisipasi, dan mitigasi adalah mutlak.
Label VOI, seperti dikutip dari Livescience, Jumat , berarti prevalensi varian tersebut meningkat di beberapa wilayah. Mutasinya cenderung mempengaruhi karakteristik virus, seperti penularan atau tingkat keparahan penyakit.Menurut WHO, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan vaksin.
Sejauh ini, varian Mu telah terdeteksi di 39 negara, termasuk di Amerika Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat. Menurut Medpage Today, sebuah studi dari University of Miami, mendeteksi varian ini pada sembilan persen kasus di Jackson Memorial Health System di Miami. Tensi penanganan wabah COVID-19 yang cenderung mulai menurun ini menjadi momentum sangat baik bagi pemerintah untuk lebih fokus memformulasikan strategi komprehensif dalam mencegah semaksimal mungkin masuknya varian Mu.
Sekali lagi, semua pihak harus belajar dari masuknya varian delta yang mengakibatkan Indonesia mengalami gelombang kedua. Jangan sampai turunnya kasus kasus positif saat ini membuat semua terlena apalagi euforia. Yang paling tepat adalah mengedepankan sikap waspada dan antisipatif.Untungnya, Satgas Penanganan COVID-19 telah mencermati perkembangan varian baru tersebut di tingkat global, dan kemudian menetapkan antisipasi penyebarannya di Indonesia.
Tetapi mutasi virus tersebut merupakan bentuk alamiah dari sebuah virus yang sedang menyesuaikan diri dan ingin bertahan hidup. Dalam penyesuaian itu, tidak semua efek mutasi pada suatu virus berbahaya. Salah satu antisipasinya adalah, kerja sama seluruh pihak untuk mengurangi mobilitas masyarakat supaya dapat mencegah terjadinya mutasi virus pada COVID-19. Perpindahan yang tinggi antarwilayah, bahkan mobilitas masyarakat antarnegara ini bisa menjadi faktor penyebab mutasi.Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, juga bersuara terkait potensi masuknya Mu di Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »