Suasana di bagan nelayan di perairan Kwatisore, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire , Papua Tengah, Jumat .
Aktivitas Alkis Dolpinus Siamba bersama kawan-kawannya di pesisir pantai Kali Lemon, Kampung Kwatisore, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Sabtu . Kurang dari 30 menit, hewan bermotif totol berukuran 3 meter itu mulai muncul sembari melahap ikan-ikan kecil yang ditabur Rajul. Mulutnya dibuka lebar, sembari mengikuti arah lemparan ikan-ikan kecil dari Rajul.
Sementara itu, seperti halnya Alkis, bagi masyarakat setempat, hiu paus menjadi kebanggaan dan keberkahan, khususnya mereka yang tinggal di kawasan Kwatisore, mulai dari pesisir Sowa, Iruwi, hingga Tanjung Kali Lemon. Padahal, fauna yang lebih akrab mereka sebut sebagai”Zaman dulu belum tahu, makanya disebut ikan hantu. Tapi bagus juga, karena ditakuti, jadi tidak ada yang serang atau tangkap hiu paus ini,” tutur Yohan Yamban , warga yang tinggal di pesisir pantai Sowa.
Zaman dulu belum tahu, makanya disebut ikan hantu. Tapi bagus juga, karena ditakuti, jadi tidak ada yang serang atau tangkap hiu paus ini.
Hiu Paus Ekosistem Laut Nabire Utama Taman Nasional Teluk Cenderawasih Sdgs SDG14-Ekosistem Lautan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: TabloidBintang - 🏆 17. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »