Ia menuturkan, jika memang pemerintah berkehendak mencari pihak yang menyebabkan harga gula tinggi dapat dengan mudah dilakukan. Pasalnya, komoditas gula ini merupakan barang yang nyata dan di setiap penyalurannya tercatat jelas.
"Gula itu kan dari gudang PG, baik gula rafinasi maupun gula basis tebu. Itu kan semua ada datanya. ke mana-mana, siapa yang ambil. Itu cek saja, berapa dia beli dari gudang, terus didistribusikan ke mana. Kalau mau diselidiki semuanya, bisa itu, bisa. Itu kan barang yang nyata, bukan barang yang nggak nyata, gula itu sangat nyata. Mengangkutnya pakai truk nomor berapa itu ada semuanya. Kan pakai truk, dibawa ke mana ada semuanya, ada surat jalannya," papar Yadi.
Dalam langkah mengantisipasi kenaikan harga gula, menurut Yadi satu jurusnya adalah mengawasi secara ketat distribusi gula sampai ke konsumen. Sehingga, upaya-upaya penyelewengan bisa terhindar. "Seharusnya sampai detail barang itu sampai ke pasar. Seharusnya pemantauan mulai dari keputusan impor atau kebijakan lainnya itu harus sampai ke lapangan," tutur Yadi.Namun, ketika harga gula sudah terlanjut tinggi dan berlangsung lama, menurutnya cara ampuh menurunkannya yakni dengan memotong rantai distribusi.
"Kita jangan mencari kesalahan. Mari kita selesaikan. Kalau nggak, ya nggak akan selesai-selesai. Kan sekarang ingin masyarakat menerima harga yang rendah. Maka selesaikan masalah. Dari pabrik-pabrik sumber gula, raw sugar jadi GKP, lalu Bulog, ini segera masuk ke pasar, langsung dari produsen. Jadi dipotong, nggak kebanyakan jalur. Nah ini jangan D-1, D-2, D-3, sampai D-5, Tapi langsung dipotong. Perpendeklah distribusi dan diawasi semua pihak," pungkas Yadi.
🥱 begtu saja ko repot
Orang2 seperti pak yadi lah yg seharus ada di pemerintahan.TEGAS.CERDAS.SIMPEL dan TDK ADA PENCITRAAN. haduh ngurus gula aja yg kasat mata dri dulu gak beres2. Pantesan aja ngurus corona kelihatan skali pemerintahan skrg tujuh keliling.
Sampek beli di shopee saya
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »