Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong Sinopec Group, perusahaan konglomerat minyak dan gas China, agar segera merealisasikan pembangunan depo minyak senilai Rp12 triliun di Batam, Kepulauan Riau yang sudah terhenti selama delapan tahun.
Proyek Depo minyak berkapasitas 2,6 juta kiloliter ini sudah digagas pembangunannya sejak tahun 2012. Peletakan batu pertama proyek ini pun sudah dilakukan pada 10 Oktober 2012 di lahan seluas 75 hektare di kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park, Batam. Menurutnya proyek ini sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional serta sebagai pengungkit utama perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
"Pembangunan proyek itu sangat prioritas, karena itu masuk investasi mangkrak,” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu . Bahlil berharap direksi Sinopec segera memberikan kepastian pembangunan kembali proyek depo minyak tersebut. Sehingga pembangunan depo minyak dengan biaya senilai USD 841 juta atau sekitar Rp 11,77 triliun itu dapat menggairahkan ekonomi di Batam dan Kepulauan Riau.
“Kami berharap pembangunan depo minyak yang tertunda tersebut dapat segera direalisasikan,” kata dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
AS minta TikTok dilepas dari perusahaan induk ChinaPresiden Amerika Serikat Donald Trump sedang menyiapkan perintah agar media sosial TikTok dilepas dari perusahaan induk di China dengan alasan keamanan ...
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »