GALIBNYA sebuah pesta diawali dengan kegembiraan. Semua gembira menyambutnya. Terlebih pesta itu sudah lama ditungutunggu. Namun, berbeda dengan pesta demokrasi yang bernama Pemilihan Presiden 2024, jauh sebelumnya sudah diwarnai berbagai syak wasangka yang berpangkal dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan cawe-cawe menyiapkan penerusnya sebagai presiden RI periode 2024-2029. Belakangan Jokowi meralatnya. Dia berjanji tidak akan cawe-cawe dan menyerahkannya kepada partai politik.
Meski mantan Gubernur DKI itu berjanji tidak akan cawe-cawe dalam pilpres, rakyat tidak begitu saja percaya. Sinyal-sinyal dalam berbagai kesempatannya semakin kuat mengarahkan dukungan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menjadi capres. Ternyata benar, diam-diam Jokowi menyiapkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto.
Ibarat pepatah Jawa, esuk dele sore tempe , sikap Jokowi pada 22 Oktober lalu berubah total. Dia menyatakan tidak akan ikut campur urusan anaknya karena anak sudah dewasa. “Tugas orangtua hanya mendoakan dan merestui,” ujarnya. Lidang memang tidak bertulang. Putusan MK itu ternyata prosesnya benar-benar bermasalah ketika Mahkamah Kehormatan MK menyatakan Ketua MK Anwar Usman dinyatakan melakukan pelanggaran berat kode etik hakim MK yang tak sesuai dengan Sapta Karsa Hutama, yakni ketidakberpihakan, integritas, kecakapan, kesetaraan, indepedensi, kepantasan, dan kesopanan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »