Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti membicarakan sistem demokrasi dan ekonomi Pancasila yang sudah hilang. Menurutnya sistem Pancasila saat ini tergantikan dengan demokrasi liberal dan ekonomi yang bercorak kapitalis.
Disebutkan olehnya hal tersebut berimbas pada dua kali Pilpres yang hanya mampu memunculkan dua pasang calon. Akibatnya terjadi polarisasi dan pembelahan di masyarakat yang sangat tajam."Dan itu masih kita rasakan sampai hari ini. Sungguh suatu yang merugikan kita sebagai bangsa," tutur LaNyalla. Di mata LaNyalla, hal tersebut merupakan dampak buruk dari penerapan ambang batas pencalonan presiden dan pemilihan kepala daerah, di mana rakyat dihadapkan hanya kepada dua pilihan. Padahal ambang pencalonan presiden sama sekali tidak ada di dalam konstitusi."Yang ada adalah aturan ambang batas keterpilihan, di mana dimaksudkan untuk menyeimbangkan antara popularitas dengan prinsip keterwakilan yang lebih lebar dan menyebar," papar LaNyalla.
Dalam hal ini, Ketua DPD RI tersebut mengajak Keluarga Besar Himpunan Keluarga Massenrempulu menemukan kembali arah perjalanan bangsa."Saatnya kita semua bersatu padu, saling bahu membahu. Kita bantu pemerintah menemukan arah yang tepat. Kita bantu percepatannya. Skala prioritas pembangunan dalam konteks penanganan dampak wabah ini harus kita kawal, jangan malah dijadikan bancakan dan ajang bisnis untuk kepentingan pribadi dan kelompok," tegas LaNyalla.
ngawur, sandarane opo? ini masih bisa diperdebatkan. mwehehehe......
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »