dengan peserta para praja dan seluruh civitas akademika di Kampus Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu . Kegiatan ini untuk mengantisipasi dan mengatasi gerakan radikalisme dan intoleran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Acara ini diikuti secara luring oleh seluruh praja IPDN Kampus Jatinangor dan secara daring oleh seluruh praja, mahasiswa pasca sarjana, keprofesian dan civitas akademika yang berada di IPDN kampus daerah.IPDN mengundang Direktur The Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, Plh Kasubdit Kontranaratif Ditcegah Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana, tenaga ahli pencegahan radikalisme, ekstremisme dan terorisme Mabes Polri Islah Bahrawi dan pengamat terorisme Sofyan Sauri.
Rektor IPDN, Hadi Prabowo mengatakan, acara ini dilaksanakan untuk memproteksi diri praja agar praja tahu apa perbedaan radikalisme dan intoleransi serta bagaimana upaya-upaya mengantisipasinya. “Ketidaktahuan para praja kepada beberapa tokoh yang disinyalir menganut paham-paham tertentu, menjadi instropeksi kami khususnya bagian yang mengendalikan mahasiswa/praja untuk lebih berhati-hati. Saya pastikan sekali lagi bahwa IPDN steril dari paham-paham radikalisme. Semoga setelah ini, praja tahu mana yang benar-benar harus dijauhi dan mana yang harus dibela,” ujarnya.
Hadi menegaskan IPDN adalah pendidikan kepamongprajaan yang dilandasi oleh jiwa Pancasila, cinta NKRI dan mengedepankan nilai-nilai kebangsaaan serta mampu menghadapi radikalisme dan selalu menjaga kerukunan.Lihat Juga:
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »