REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance Tauhid Ahmad menilai, tingkat non performing loan atau kredit macet yang tinggi menjadi alasan perbankan belum dapat menurunkan suku bunga di tengah kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia . Kondisi ini sudah tergambarkan sejak tahun lalu, ketika BI menurunkan suku bunga acuan sampai 100 basis points .
Tauhid menjelaskan, ini disebabkan oleh tingginya NPL perbankan, yaitu menjadi 2,77 persen. Persentase itu jauh lebih besar dibandingkan Juli 2019 yang berkisar 2,5 persen. Situasi makro ekonomi ini yang dinilai Tauhid menjadi faktor anomali di perbankan. Seharusnya, ketika suku bunga tinggi rendah, NPL berpotensi menurun."Namun, kemarin menarik, suku bunga diturunkan dari Juli sampai Desember, NPL masih naik," ucapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »