Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit mengatakan kini pasokan solar di Jatim kembali normal."Hari ini Insya Allah sudah normal. Kasus kelangkaan dipicu dari satu SPBU, berita menjadi muncul dan terjadi panic buying," kata Setiajit saat konferensi pers di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Senin .
"Pada akhir bulan Oktober kuota untuk bahan bakar premium maupun solar subsidi telah melebihi kuota yang ada. Namun demikian BPH Migas dengan Pertamina sepakat melayani sesuai kebutuhan masyarakat. Jadi tidak benar kalau ada pembatasan dari tanggal 14. Surat edaran sudah dibatalkan. Tadi sudah dijelaskan solar dan premium bersubsidi sudah jelas penggunanya," tambah Setiajit.Sementara General Manager Pertamina MOR V, Werry Prayogi juga mengatakan hal yang senada.
"Jadi gini, panic buying itu pembelian yang dipicu rasa khawatir terbatasnya barang yang akan dibeli. Ini berasal dari informasi yang beredar dan untuk mengamankan diri. Para sopir truk membeli solar dari yang tidak seperti biasanya. Biasanya truk kalau isi 200 liter ini jadi 300 liter. Karena terpicu informasi akhirnya dipenuhi aja biar aman," papar Werry.
'Panic buying', ya, wahai pertamina dan dinas ESDM? Itu kan, sampeyan pasti menyalahkan masyarakat pengguna, padahal kalian saja yang BOTOL.
Benar-benar sudah diperlukan Pak Ahok, untuk menjadi direktur utama pertamina, nih.
Mengapa terjadi di Jawa Timur, ya? Apa karena gubernurnya perempuan? Jika ya wah, pelecehan itu. Jika tidak, pasti karena ulah the 'mob'.
Serikat buruh Pertamina yg sabar ya n Perkuat kesabaran, anda sekalian ngambek sehari saja kami yg repot
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »