REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur, Setiadjit mengklaim, kelangkaan solar yang sempat terjadi di beberapa SPBU di wilayahnya telah teratasi. Setiadjit mengakui kelangkaan solar di beberapa SPBU karena panic buying, sehingga masyarakat membeli solar melebihi biasanya.
Setiadjit mengakui, penyaluran premium maupun solar bersubsidi di 2019 telah melebihi kuota yang ada. Namun demikian, kata Setiadjit, baik Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi maupun Pertamina menjamin akan tetap memenuhi kebutuhan premium maupun solar bersubsidi bagi masyarakat. Apalagi, menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Setiadjit mengungkapkan, penyebab panic buying yang dilakukan masyarakat, terutama para sopir truk tiada lain karena tersebarnya informasi akan pengurangan premium dan solar bersubsidi. Kemudian ditambah lagi surat edaran BPH Migas tentang pengendalian kuota solar bersubdisi. Dia pun menegaskan, tidak ada pembatasan premium maupun solar bersubsidi.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region V Jatimbalinus, Werry Prayogi membenarkan, kelangkaan solar yang terjadi di beberapa SPBU di Jatim, terjadi karena adanya panic buying oleh masyarakat. Panic buying pembelian tersebut, kata dia, dipicu rasa khawatir terbatasnya barang yang akan dibeli, dalam hal ini solar bersubsidi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »