REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ratusan balita di Kabupaten Indramayu pada 2020 lalu mengalami gizi buruk. Penyebab terbanyaknya adalah pola asuh yang salah, termasuk akibat ibunya menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Deden menyebutkan, kegiatan penimbangan balita dilakukan pada Februari dan Agustus. Namun, akibat pandemi Covid-19, kegiatan penimbangan balita tak bisa dilakukan secara serentak. Selain pola asuh yang tidak tepat, lanjut Deden, gizi buruk pada balita juga disebabkan adanya penyakit penyerta. Penyakit itulah yang akhirnya membuat balita tersebut menderita gizi buruk.
Jika balita tersebut membutuhkan perawatan di rumah sakit, maka akan dirujuk ke rumah sakit. Setelah kondisinya membaik, maka akan dikembalikan ke puskesmas di wilayah masing-masing untuk pemantauannya."Puskesmas akan terus memantaunya selama tiga bulan,’’ terang Deden.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.