PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel buka suara mengenai kondisi pasar nikel usai dua perusahaan raksasa Eropa membatalkan rencana investasi pemurnian nikel pada Proyek Sonic Bay di Maluku Utara. Dua perusahaan itu yakni BASF dari Jerman dan Eramet dari Prancis.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy awalnya mengatakan bahwa dirinya tak memiliki kapasitas untuk berkomentar mengenai mundurnya kedua perusahaan Eropa tersebut. Namun, dia mengatakan, pendapat jika nikel tak menarik dan ada kelebihan pasokan atauDia bilang, pasokan nikel dunia mengalami kelebihan karena adanya peningkatan jumlah produksi yang dihasilkan oleh Indonesia.
"Tapi kita lihat pertumbuhannya tetap double digit tapi tidak setinggi yang diharapkan oleh market," ungkapnya. Patut diketahui, BASF dan Eramet rencananya mengembangkan Sonic Bay senilai US$ 2,6 miliar di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek ini berupa pembangunan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates .
Keputusan kedua perusahaan untuk tidak meneruskan rencana investasi dengan pertimbangan perubahan kondisi pasar nikel yang signifikan, khususnya pilihan nikel yang menjadi suplai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikfinance - 🏆 18. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »