Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia- Intermittent Fasting atau merupakan salah satu metode diet yang paling populer saat ini. Metode ini dilakukan dengan cara mengatur jendela makan menjadi hanya 8 jam dalam satu hari atau bahkan 3 jam.
Penelitian lain yang diterbitkan pada April 2022 mengamati 139 orang dewasa di China yang melakukan Intermittent Fasting selama 1 tahun. Hasilnya tidak ditemukan manfaat pembatasan kalori untuk menurunkan berat badan atau meningkatkan kesehatan jantung.Penelitian terbaru mengenai Intermittent Fasting telah dipublikasikan pekan ini. Hasil penelitian itu memuat keraguan dan kritik dari para ahli mengenai pola diet ini.
"Temuan penelitian kami mendorong pendekatan yang lebih hati-hati dan personal terhadap rekomendasi diet, memastikan bahwa rekomendasi tersebut selaras dengan status kesehatan individu dan bukti ilmiah terbaru," kata Zhong dalam sebuah pernyataan.Masih dikutip dari CNN International, studi baru ini menganalisis data 20.000 orang yang menjawab pertanyaan tentang kebiasaan makan 24 jam mereka dalam dua hari selama tahun pertama.
Dalam hal puasa, para ahli mengatakan bahwa banyak penelitian yang bisa dilakukan, ada yang mempelajari puasa selama dua hari atau lebih dalam seminggu, ada yang mempelajari puasa antara jam 8 pagi dan 4 sore, dan yang lainnya dari siang hingga jam 8 malam. atau waktu lain.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »