Tentara Inggris meluncurkan sebuah drone selama latihan Proyek Konvergensi di Fort Irwin, California, pada 4 November 2022. Di tengah ketegangan yang tinggi seputar Taiwan, para perencana militer AS dan China bersiap untuk jenis perang baru di mana kapal perang, jet tempur, dan pendaratan amfibi menjadi kurang dominan, digantikan oleh skuadron drone udara dan laut yang didukung kecerdasan buatan.
Seorang pengendali tunggal dapat mengawasi puluhan drone. Ada yang mengintai, sementara yang lain menyerang. Beberapa dapat beralih ke sasaran baru dalam misi mereka berdasarkan program sebelumnya, tanpa perlu perintah langsung. Pentagon mempercepat pengembangan drone murah sebagai upaya pencegah terhadap klaim wilayah Taiwan oleh China.
Meskipun AS dan China merupakan pemimpin dalam bidang ini, namun persaingan yang intens antara keduanya, ditambah dengan agresi militer China di Laut Cina Selatan yang dianggap oleh Barat sebagai tindakan provokatif, serta ketegangan yang makin hebat seputar Taiwan, membuat prospek kerjasama terlihat suram.
Tidak jelas berapa banyak drone yang dapat dikendalikan oleh satu orang. Seorang juru bicara dari kantor menteri pertahanan menolak untuk berkomentar, tetapi sebuah studi yang didukung oleh Pentagon yang baru saja diterbitkan memberikan petunjuk: Seorang operator tunggal mengawasi kawanan lebih dari 100 drone udara dan darat murah pada akhir tahun 2021 dalam latihan perang perkotaan di situs pelatihan Angkatan Darat di Fort Campbell, Tennessee.
China US Military Drone Warfare AI Competition Battle Artificial Intelligence
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »