REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penanggulangan Terorisme , Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengungkapkan sebanyak 1.251 warga negara Indonesia menjadi foreign terrorist fighter . Boy mengatakan mereka adalah WNI yang terjebak propaganda ISIS.
"Kalau kami lihat pendataannya berdasarkan kerjasama dengan jaringan intelejen yang ada termasuk ICRC, berada di zona konflik terdata 1.251 orang," kata Boy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu . Baca Juga Kemudian 111 orang diketahui telah meninggal dunia, 195 orang telah kembali ke tanah air . Sementara 556 orang diantaranya sebagai deportan.Khusus di Suriah, Boy mengatakan total terdapat 529 WNI. Sebanyak 115 orang diantaranya tersebar di camp, di penjara sebanyak 21 orang, di perbatasan Turki ada 16 orang, dan yang belum diketahui keberadaan diperkirakan 377 orang.
Tidak hanya itu, sebanyak 13 WNI juga merupakan FTF di Filipina. Sebanyak 11 orang diketahui telah meninggal, 4 orang returnis, dan 7 orang merupakan deportan. Sehingga totalnya sebanyak 35 orang. "Di Afghanistan sendiri berada di zona konflik, informasinya adalah sekitar 10 orang ada di antara mereka relokasi dari Suriah, meninggal dunia 2 orang sebagai deportan 11 orang total 23 orang," ujar Boy.
Dicabut aja pak kewarganegaraannya, lha sudah enak diizinin keluar negeri, malah ngerusuh di negeri orang
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BNPT Pantau 399 Grup di Media Sosial, Telegram TerbanyakBNPT memantau 399 grup maupun kanal di empat media sosial, yakni Telegram, WhatsApp, Facebook, dan TamTam.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
BNPT Sebut Kotak Amal Disalahgunakan untuk Pendanaan Aksi TerorOleh karena itu, BNPT meminta masyarakat berhati-hati saat memberikan sumbangan. lsg dibekuin aja rekening organisasi terorismenya shg mrk lsg gak bs bergerak krn yg bahaya kan dana organisasinya sambil diawasi rekening2 jamaahnya dan kasih e money aja jd bs diawasi pergerakan uangnya dan dibekukan uang yg berlebih krn khawatir disalahgunakan e money dengan maksimal budget 5 juta kl habis baru diisi lagi tp itu juga diawasi penggunaannya dan kl ada yg mencurigakan dana digunakan utk kegiatan terorisme spt membuat bom atau membeli senjata api dan tajam lsg diringkus dan disertai alat bukti+hasil mata2/pengawasan bin bin dan densus maksudnya shg bs maksimal.pengawasannya. mrk yg terbukti melakukan aksi terorisme lsg diproses hk dgn hukuman maksimal dan kl perlu tempatkan ke penjara khusus spt nusakambangan shg mudah mengawasinya dan hk seumur hidup dan atau mati.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Pantau Medsos, BNPT Temukan Konten Radikalisme Paling Banyak di TelegramSaat ini grup dan kanal yang terindikasi radikalisme dan terorisme itu tengah diambil langkah untuk dihapus. Radikalisme itu seperti apa sih ?
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Boy Rafli: BNPT Pantau Konten Radikal di Media Sosial |Republika OnlineBoy Rafli mengatakan angka yang muncul di media sosial selama pandemi meningkat. Coba cek CCICPolri
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Muncul Petisi Bubarkan BNPT dari Eks Narapidana TerorismeSejumlah komentar bernada negatif pun turut diberikan kepada BNPT oleh para pemberi petisi.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Boy Rafli: BNPT Pantau Konten Radikal di Media Sosial |Republika OnlineBoy Rafli mengatakan angka yang muncul di media sosial selama pandemi meningkat. Coba cek CCICPolri
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »