AS merupakan negara pertama yang mengembangkan kemampuan strategis menjatuhkan satelit di luar angkasa menggunakan rudal presisi. Ini terjadi pada 1959 dan merupakan kemampuan teknis yang langka.
Ilmuwan militer AS meluncurkan rudal Bold Orion, yang berhulu ledak nuklir namun telah diganti untuk kepentingan ini, diluncurkan dari sebuah jet tempur. Pada 1980-an, AS kembali melakukan uji coba menggunakan Anti-Satellite Missile-135, yang diluncurkan dari jet tempur F-15.Militer Uni Soviet melakukan uji coba beberapa kali pada 1960-an dan awal 1970-an. Rusia mengembangkan kemampuan ini secara intensif dengan membangun sistem bernama PL19/Nudol.
Rusia melakukan uji coba ke enam pada 26 Maret 2018 dari Plesetsk Cosmodrome. Rudal diluncurkan dari sebuah alat pengangkut yang bisa melakukan peluncuran secara vertikal. Sistem ini pertama kali diuji coba pada akhir 2015 menggunakan teknologi interseptor kinetik. Basisnya adalah rudal darat ke udara S-500/55R6M dan rudal anti-balistik A-235.Ilmuwan militer China menguasai teknologi ini pada 11 Januari 2007. Yang menjadi sasaran adalah satelit cuaca dengan orbit kutub yaitu FY-1C pada ketinggian 865 kilometer.
Satelit ditembak menggunakan rudal dari arah berlawanan dengan kecepatan 8 kilometer per detik. Pemerintah China mengumumkan keberhasilan uji coba ini sekitar sepekan setelahnya.Pada Maret 2019 Ilmuwan militer India berhasil meluncurkan rudal dalam Misi Shakti menyasar sebuah satelit yang mengorbit di ketinggian 300 kilometer atauIndia menjadi negara keempat yang berhasil mengembangkan rudal presisi untuk menembak jatuh satelit setelah Amerika Serikat, Rusia, dan Cina.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »