Untuk memahami lebih lanjut, simak tujuh pro dan kontra memegang uang tunai selama resesi yang dikutip dari Forbes, Selasa .Salah satu risiko terbesar bagi individu dalam resesi adalah ancaman kehilangan pekerjaan atau tagihan selangit. Dengan uang tunai yang solid di kantong Anda, lebih mudah untuk menavigasi ketidakpastian dengan lebih percaya diri dan mengetahui bahwa Anda siap secara finansial.Di sisi lain, kelemahan utama dari menyimpan uang tunai godaan untuk membelanjakannya.
Karena inflasi tetap pada rekor tertinggi, Federal Reserve melawan balik dengan menaikkan suku bunga. Dengan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk tabungan dan rekening Anda pasar uang, ini menjadi kabar baik bagi 'si rajin menabung'.Di sisi lain, dunia masih berjuang dengan inflasi yang tinggi dan inflasi memakan uang tunai Anda. Bahkan jika rekening tabungan Anda bunganya naik 2%, 3%, atau bahkan 4%, tetap saja uang Anda menguap.
Contohnya, warga AS masih kehilangan 8,5% dari daya beli karena inflasi. Jika inflasi di Indonesia di atas 5% tahun ini, maka itu adalah persentase nominal yang akan menggerus simpanan Anda.3. Minim Risiko vs Batasan JaminanTidak seperti saham, crypto, dan instrumen investasi lainnya, sebagian besar akun berbasis uang tunai menawarkan asuransi untuk melindungi uang tunai Anda. Di Indonesia, tabungan Anda dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan .
Patut diingat, jumlah tabungan ataupun simpanan yang dijamin LPS adalah Rp 2 miliar untuk setiap nasabah pada satu bank, serta memiliki suku bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS. Artinya, simpanan Anda tetap berisiko.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »