Lebih dari itu, peristiwa tersebut menunjukkan adanya pencampuradukan antara politik, agama dan identitas di negara dengan populasi Muslim terbesar dunia dan digadang sebagai penggawa Islam yang moderat.
Para politisi"menggunakan agama sebagai penanda identitas ... untuk mengarahkan pemilih" dalam melakukan pilihan mereka, kata Unaesah. "Itu adalah kehidupan beragama Islam dalam konteks latar belakang budaya yang beragam ... jauh lebih terbuka, jauh lebih memandang ke depan, sangat toleran pada perbedaan dan tidak mengambil posisi yang ekstrem."
Kemudian bermunculan banyak sekali partai politik di Indonesia, termasuk partai politik Islam. Jika ada di antara mereka yang memainkan politik identitas, saya sama sekali tidak terkejut, karena itulah cara untuk membuat rakyat memilih mereka." Organisasi yang mempromosikan Islam moderat"tidak pernah menyuarakan kebenaran", imbuh Novel."Mereka harus menghancurkan harga diri mereka, dan menghancurkan nilai-nilai agama, nilai-nilai Islam."
Di sisi lain, ide kekhalifahan"sama sekali tidak realistis" dan"akan mendorong instabilitas", kata Yahya Cholil Staquf, ketua umum Nahdlatul Ulama , sebuah organisasi Islam di Indonesia yang didirikan pada 1926. Ahmad Gaus, peneliti di Centre for the Study of Religion and Culture Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa peraturan itu"dibuat untuk mempersulit pembangunan gereja".Para biksu Buddha mengunjungi candi Borobudur menjelang Waisak di Magelang, Jawa Tengah, pada 1 Juni lalu.
"Di Indonesia, kalau dianggap konservatisme bertumbuh? Iya ... tapi itu juga secara sporadis," kata Jimmy Sormin, sekretaris eksekutif Persatuan Gereja Indonesia . Fernando menuturkan,"aturan-aturan tidak tertulis dalam memeluk agama Buddha di Indonesia" diwujudkan dalam penafian yang biasanya tertera dalam buku-buku keagamaan. Penafian itu berbunyi bahwa"buku ini ditulis untuk kalangan sendiri", kata Fernando.Eric Fernando, direktur eksekutif Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia .
Singapore Latest News, Singapore Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Source: ChannelNewsAsia - 🏆 6. / 66 Read more »
Source: asiaonecom - 🏆 10. / 59 Read more »
Source: ChannelNewsAsia - 🏆 6. / 66 Read more »
Source: asiaonecom - 🏆 10. / 59 Read more »