SUKABUMI, Jawa Barat: Dengan tongkat yang menuntun langkahnya, sembari membopong tas berisikan pisang matang, Tini Kasmawati harus bersusah payah melintasi jalan setapak yang licin dan berlumpur di hutan yang mulai menggundul dekat desanya. Hujan gerimis, udara pagi yang dingin, dan yang paling merepotkan: penglihatan yang kian memburuk, sama sekali tidak menyurutkan langkahnya.
Owa Jawa adalah makhluk teritorial dan jarang keluar dari wilayahnya, kecuali demi mencari pasangan untuk dikawini dan tinggal bersama seumur hidupnya. Dalam beberapa tahun terakhir, kawanan owa Jawa di dekat desa Lengkong bertambah dari satu keluarga berjumlah empat ekor menjadi delapan ekor. Dua ekor anak owa Jawa bahkan berhasil membentuk keluarga sendiri dan pindah ke wilayah lain di sekitar desa.Pada 2016, kerusakan jaringan saraf membuat Tini perlahan kehilangan penglihatannya. Mata kirinya sekarang buta total, dan daya melihat mata kanannya telah berkurang hingga di bawah 30 persen.
Saat itu, Tini tidak terlalu memikirkan soal kerusakan lingkungan di dekat rumahnya."Saya suka melihat owa Jawa. Saya suka alam liar. Tapi saya tidak terlalu memikirkan mereka," kata dia. Kawanan itu tinggal dekat dengan permukiman warga, sehingga risiko terjadinya konflik sangat besar karena owa Jawa dan warga desa saling berebut makanan.
Pelestari owa Jawa, Tini Kasmawati, memiliki gangguan penghilatan. Mata kirinya buta total, sementara mata kanannya hanya melihat kurang dari 30 persen.
Singapore Latest News, Singapore Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Source: ChannelNewsAsia - 🏆 6. / 66 Read more »
Source: ChannelNewsAsia - 🏆 6. / 66 Read more »
Source: YahooSG - 🏆 3. / 71 Read more »