Sejumlah aktivis perempuan mengheningkan cipta di depan nisan tempat pemakaman massal korban tragedi Mei 1998 saat acara Napak Tilas 24 Tahun Perkosaan Mei '98 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa . Peringatan ini diadakan untuk merawat ingatan kolektif bangsa Indonesia agar bersama-sama mencegah ini berulang serta terus menagih komitmen pemerintah untuk menuntaskan kasus pemerkosaan Mei 1998.
Demokratisasi Indonesia dibayar mahal dengan sejarah kelam dan pengorbanan para perempuan korban kekerasan seksual 24 tahun silam. Hal itu harus jadi memori kolektif bangsa yang terus dirawat agar tidak dilupakan generasi mendatang. Apalagi, hingga saat ini, negara belum memenuhi tuntutan untuk mengakui dan mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama reformasi 1998.
Sejumlah mahasiswi dari berbagai kampus di Jabodetabek berjalan perlahan memasuki Blad 27 Blok AA1 Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa pagi. Dalam suasana sunyi dan khidmat, mereka menghampiri satu per satu jajaran 113 batu nisan hitam tak bernama yang terpasang di sana. Di setiap nisan itu hanya tertulis, “Korban Tragedi 13—15 Mei 1998.”
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: pikiran_rakyat - 🏆 11. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
24 Tahun Tragedi Trisakti dalam Pencarian KeadilanPemberian material oleh pemerintah kepada keluarga korban Tragedi Trisakti dapat menjadi sebuah pengakuan politik atas kejahatan yang dialami sanak keluarga mereka. Namun ini tak membatasi pencarian keadilan bagi korban. Opini AdadiKompas
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »