BERAGAM riset dan inovasi terkait dengan wabah akibat virus SARS-CoV-2 alias Covid-19 muncul selama masa pandemi yang sudah berlangsung lebih dari tiga bulan ini. Para peneliti Indonesia mampu membuat sejumlah alat kesehatan, dari rapid test kit hingga ventilator, untuk menghadapi penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia itu.
Riset vaksin jelas menjadi prioritas, tapi obat juga tidak kalah penting. Sampai nanti vaksin dan obat ditemukan, pasien harus bisa ditangani. Tingkat kematian harus makin rendah, kalau bisa nol. Makanya alat kesehatan juga kami kedepankan, karena Indonesia masih kekurangan dan bergantung pada impor. Maka kami membuat ventilator, juga rapid test kit dan PCR test kit. Jadi memang harus simultan.Untuk obat ada dua kategori, berbasis kimia dan herbal.
Suplemen atau ramuan herbal yang disebut-sebut bisa membantu melawan Covid-19 apakah harus melewati uji klinis? Sejak 2019, selain dana abadi pendidikan, ternyata ada dana abadi penelitian, yang besarnya Rp 990 miliar. Pada 2020 jumlahnya Rp 5 triliun. Dana itu kami titipkan di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan . Ketika membutuhkan dana penelitian untuk Covid-19, alhamdulillah LPDP merespons dengan dana Rp 90 miliar.
Alat rapid test banyak dipersoalkan karena tidak akurat, sementara tes PCR tidak terjangkau publik. Bagaimana Kementerian menjembatani persoalan ini?
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »