Liputan6.com, Jakarta - Warga Inggris yang dites positif COVID-19 rencananya tidak lagi harus menjalani isolasi mandiri dan dikurung di rumah mereka. Keputusan ini merujuk pada skema"dunia pascavirus" yang disusun pemerintah setempat, lapor The Sun, Selasa .
Prof Robert Dingwall dari Nottingham Trent University mengatakan,"Saya sangat menyambut kenyataan bahwa orang-orang merencanakan akhir dari keadaan darurat dan pemulihan kehidupan sehari-hari. Mengobati COVID-19 seperti infeksi pernapasan lain mestinya mendorong orang menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang telah mengganggu selama dua tahun terakhir."
Ikon kota London Inggris London Eye pancarkan warna biru sebagai bentuk solidaritas pada tenaga medis setempat yang sedang berjuang menangan kasus-kasus virus corona. Ahli epidemiologi, yang pemodelannya membantu memicu penguncian pertama tahun lalu, juga berpikir suntikan booster akan membantu dalam hal ini. Tapi, kenaikan kasus di Eropa jug jadi pertimbangan lain. Beberapa negara Eropa, termasuk Belanda, telah memberlakukan penguncian karena meningkatnya jumlah kasus.
Tingkat vaksinasi di Eropa dilaporkan sedang melambat, di Prancis dan Jerman, misalnya. Baru 68 persen orang yang mendapatkan dua dosis di Prancis, sementara Jerman mencatat 66 persen.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »