REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Beggy Rizkiyansyah, Penulis Sejarah dan Penggiat Jejak Islam untuk Bangsa “Nah didalam hal ini, didalam segala politik Republik Indonesia, ja bagian “Malaysia”, ja bagian berdikarinja ekonomi, ia bagian berdaulatnja politik. Ia bagian berkepribadiannja kebudajaan, selalu PKI adalah berdiri dibarisan jang paling depan daripada barisan Indonesia ini. Karena itupun saja tanpa tedeng aling2, jo PKI kene dulurku, kene dulurku, jo sanak jo kadang jen mati aku sing kelangan.
Diantaranya adalah memaksa PKI untuk berakrobat menerima Pancasila, ikut pada UUD 1945 dan lainnya. Soekarno juga mampu untuk melunakkan militansi kader-kader atas PKI dengan memberi kekuasaan pada PKI secara perlahan-lahan ditingkat daerah pada anggota-anggotanya. Memberikan materi dan kekuasaan, secara tidak langsung melakukan pemborjuisan bagi anggota-anggota PKI tersebut.[3]
Suasana terus dipanaskan dengan membangkitkan kesadaran patriotisme melawan neo kolonialisme dan antek-anteknya. Konfrontasi ‘Ganyang Malaysia’ tak henti bergelora. Setiap hari, lewat radio, masyarakat diingatkan akan aksi mengganyang Malaysia.Semangat bangsaku ’kan membara setiap penjuruKita menuntut merdeka bagi semua bangsa Bangkitlah serentak Afrika Asia”[5]
Partai Komunis Indonesia merangsek lebih agresif dengan menetapkan musuh-musuh mereka. Aidit misalnya dalam hasil penelitian tentang kaum tani di Jawa Barat selama Februari-Maret 1964 menetapkan musuh bagi petani, yaitu tujuh setan desa, yakni tuan tanah jahat, lintah darat, tukang ijon, kaptalis birokrat, tengkulak jahat, bandit desa dan penguasa jahat yang membela kepentingan kaum pengisap desa. Masalahnya penetapan musuh ini memiliki kriteria yang longgar pada prakteknya dilapangan.
Instruksi yang ditandatangani oleh Sudisman tersebut dengan jelas meminta agar aksi-aksi massa yang ofensif semakin ditingkatkan agar dapat mencapai kemenangan. Menurutnya, “Ofensif berarti sukses dan menang, defensive berarti gagal dan kalah.” Dengan gamblang CC PKI bahkan ‘menjanjikan’ bahwa aksi ofensif tersebut dapat menyelesaikan persoalan ekonomi.[8]
Kekuatan PKI memang masih berpusat di Pulau Jawa dan sedikit tambahan dari luar Jawa seperti Bali, dan Nusa Tenggara. Meski demikian, di elit politik, PKI, menjadi kekuatan terbesar pendukung Soekarno. Massa pendukungnya yang jauh lebih radikal dari PNI yang rata-rata dari kalangan priyayi dan birokrat. PKI mampu mengartikulasikan politik revolusioner Soekarno.
“Tak ada kiprah PKI yang tidak ditandingi oleh NU. PKI membanggakan massanya, NU pun mengerahkan jama’ahnya. PKI menggerakan Gerwani, NU menggerakkan Muslimat. PKI menjadikan Pemuda Rakyat sebagai pasukan pelopor, NU menjadikan Gerakan Pemuda Ansor sebagai “Banser”, artinya Barisan Serba Guna, sei serbanlaku ujung tombak NU . Baju seragam Banser hamper menyerupai RPKAD. Bukan itu saja, PKI menggerakkan Barisan Tani Indonesia dan NU mengaktifkan Pertanu .
Fitnah dan hoax mainan pki di th 65
Soekarno pendukung PKI sesuai Nasakom yang diciptakannya
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »