REPUBLIKA.CO.ID, PARIS— Muslim Prancis mengungkapkan kekhawatiran yang terus meningkat selama beberapa pekan terakhir. Sorotan kecurigaan yang diarahkan pada mereka semakin terasa setelah serangan yang menewaskan Samuel Paty, disusul pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang berupaya 'membersihkan' Islam di Prancis dari para ekstremis, atau istilah yang dia sebut sebagai separatisme Islam.
Hicham Benaissa, sosiolog Islam mengatakan bahwa keadaan Prancis semakin memburuk bagi umat Muslim. Bahkan dalam beberapa komunitas Islam, pembicaraan tentang meninggalkan Prancis mulai terdengar. Meski menjadi agama terbesar kedua di Prancis, dan merupakan populasi Muslim terbesar di Eropa Barat, namun diperkirakan 5 juta Muslim di negara itu masih harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan penuh dari lingkungannya. Diskriminasi masih membayangi Muslim Prancis sekaligus menambah beban hidup mereka yang sejatinya sudah cukup berat.
Alhasil seruan boikot produk Prancis bermunculan di negara-negara Muslim yang menjadi pasar ekspor terbesar Prancis. Macron diklaim sebagai penyebar sentimen anti-Muslim, terutama saat memuji guru yang dipenggal di dekat Paris, dengan membela hak Prancis untuk membuat karikatur Nabi Muhammad.
Pindah ato balik lagi ke gurun udah paling bener
Kalau tak nyaman, mengapa tidak pulang kampung saja ?
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »