REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Rusia dan Turki mencapai kesepakatan yang akan memperkuat kekuatan di Suriah pada Selasa . Mereka mengerahkan pasukan di hampir seluruh wilayah perbatasan timur laut untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pasukan Amerika Serikat . Baca Juga Kesepakatan baru dicapai oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah enam jam negosiasi. Mereka melakukan pertemuan dan perbincangan seputar peta Suriah di resor Sochi di Laut Hitam.
Pemenang terbesar dalam peristiwa itu adalah Turki dan Rusia. Turki akan mendapatkan kendali tunggal atas daerah-daerah perbatasan Suriah dalam invasi, sementara pasukan pemerintah Turki, Rusia, dan Suriah akan mengawasi seluruh wilayah perbatasan. Mantan sekutu Amerika Serikat, militan Kurdi, dibiarkan berharap Moskow dan Damaskus akan memberikan beberapa bagian untuk wilayah otonomi.
Turki pun akan tetap mengendalikan satu-satunya wilayah di pusat perbatasan yang direbutnya dalam invasi. Wilayah itu membentang dengan lebar sekitar 120 kilometer dan panjang 30 kilometer di antara kota-kota perbatasan Suriah Tal Abyad dan Ras al-Ayn. Turki menganggap militan Kurdi Suriah sebagai teroris karena hubungan mereka dengan pemberontak Kurdi di Turki. Erdogan marah dengan keputusan Washington untuk bersekutu dengan Kurdi melawan kelompok ISIS. Erdogan ingin membuat zona aman di sepanjang perbatasan yang dibersihkan militan Kurdi untuk bisa merumahkan kembali 3,6 juta pengungsi Suriah yang saat ini berada di Turki.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »