yang mampu mereduksi dan memanfaatkan gas metana dari timbunan sampah. Dengan teknologi yang sederhana, cara ini sangat dimungkinkan untuk direplikasi di daerah lain.
Di salah satu sisi, aktivitas bongkar muatan sampah dari atas bak truk dan mobil bak terbuka tetap berlangsung meski gerimis kecil sempat turun. Sampah rumah tangga yang sebagian telah dipilah itu kemudian dipindahkan ke hamparan tempat pemprosesan sampah yang menampung 150-200 ton sampah per hari. Talangagung sudah lama dikenal sebagai TPA wisata edukasi dan menghasilkan gas metana
Selain dimanfaatkan oleh ratusan keluarga di Dusun Kasin, Desa Talangagung, secara cuma-cuma, metana yang dihasilkan juga digunakan untuk kebutuhan operasional di dalam TPA itu sendiri, mulai dari menyalakan kompor hingga air panas toilet dan kolam.Koderi, akademisi Pascasarjana Program Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya, Malang, sekaligus inisiator ”penangkapan” gas metana di Talangagung, menuturkan, potensi gas metana di tempat itu cukup besar jika melihat jumlah sampah yang masuk.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Renung Rubiyatadji mengatakan, penambangan gas metana membuat pepohonan besar bisa tumbuh di atas sel pasif. Ini kerap menjadi pertanyaan orang yang datang ke lokasi itu.. Teknologinya sederhana, kita pakaiMenurut Renung, ke depan, Talangagung akan terus dikembangkan.
Malang Tpa Talangagung Tempat Pemrosesan Akhir Sdgs SDG11-Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »