Liputan6.com, Jakarta - Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi mencatat hingga Maret 2021, total transaksi aset kripto di Indonesia sudah mencapai Rp 126 triliun.
Kedua, investor harus bisa menilai tipe dirinya sendiri apakah termasuk risk taker atau tidak. Ia menyarankan agar investor high risk saja yang berinvestasi di aset kripto. Hal ketiga yang harus diperhatikan adalah dari sisi dana. Menurut Eko, jangan menggunakan dana investasi yang bersumber dari alokasi konsumsi atau uang pinjaman. Hal ini masih berkaitan dengan nilai kripto yang sangat fluktuatif."Karena fluktuasi yang tinggi, itu dalam ekonomi keuangan tidak match dengan janji keuntungan tetap. Kadang ada yang menjanjikan keuntungan tetap, itu agak sulit dimengerti karena fluktuasinya tinggi, kenapa bisa menjadi keuntungan tetap.
Sehingga, katanya, peminat instrumen investasi lain seperti saham dan obligasi, berkurang. Namun ada kemungkinan kondisinya akan berubah seiring dengan pemulihan ekonomi, dan orang-orang mulai meninggalkan kripto.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »