Dirilis lewat label rekamannya Morton Records, yang bekerja sama dengan Empire, Morton menuliskan album terbarunya saat mengelilingi benua Afrika selama 30 hari. , lirik, atau ekspetasi apa pun, pada musim gugur lalu, ia menginjakkan kaki di benua Afrika hanya bermodalkan mimpi liar untuk bisa membuat sebuah album dalam kurun waktu sebulan, dan sebuah misi untuk dapat memasukkan dirinya ke dalam beraneka ragam budaya, cerita, dan komunitas yang ia temui.
Selain itu, album ini juga menampilkan produser musik P Priime dan The Cavemen, live band milik PJ Morton sendiri, dan juga musisi-musisi lokal Afrika. Di album Cape Town to Cairo, Morton menggunakan musik sebagai bahasa utama yang paling kuat. Ia menghubungkan New Orleans ke Lagos pada lagu Smoke & Mirrors, yang direkam satu hari setelah perayaan ulang tahun Fela Kuti, seorang musisi dan aktivis legendaris dari Nigeria.
Selain kegembiraan dari perilisan album Cape Town to Cairo, Morton, bulan ini, juga ikut merayakan peluncuran wahana terbaru di Disney World, Tiana's Bayou Adventure. Selain membahas perjalanan bermusiknya, memoar ini juga akan ikut serta mengilas balik perjalanan Morton melewati berbagai macam tantangan seperti kepercayaan, ras, budaya, kebebasan berekspresi sampai identitasnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: wow_keren - 🏆 5. / 80 Baca lebih lajut »
Sumber: Bolanet - 🏆 20. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »