Tebang Pohon Demi Revitalisasi Monas, Pemprov DKI Dinilai Hanya Mementingkan Beautifikasi

  • 📰 kompascom
  • ⏱ Reading Time:
  • 27 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 14%
  • Publisher: 68%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Seharusnya Pemprov DKI tidak perlu menebang ratusan pohon di kawasan Monas. Desain revitalisasi harus menyesuaikan dengan kondisi pohon yang ada.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, Pemerintah DKI Jakarta lebih mementingkan beautifikasi, istilah mempercantik yang biasa dipakai Gubernur DKI Anies Baswedan."Dinas Pertamanan tidak pernah serius menambah RTH baru, sayang dana ratusan miliar rupiah hanya untuk satu taman dan itu tidak menambah luas RTH baru, sama sekali hanya mementingkan beautifikasi saja," ujar Nirwono melalui pesan tertulis, Rabu .

"Tidak ada kejelasan kenapa ratusan pohon tersebut ditebang, harusnya desainnya menyesuaikan dengan kondisi pohon yang ada," ujar Nirwono. Nirwono juga mendorong Dinas Pertamanan untuk menjelaskan ke publik bagaimana rencana induk penataan monas yang sebenarnya. "Penjelasannya harus jelas karena Monas seharusnya masuk sebagai lansekap cagar budaya, jadi tidak bisa sembarangan merancang dan membangunnya," kata Nirwono."Lebih penting buat RTH baru untuk mengurangi dampak banjir ," tuturnya.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

Knpa mikirnya tidak panjang waktu nebang pohon.. apa d butakan anggaran

Lho kalian memangnya gak Tahu ya? Ini kan sdh tatik lobang utk ngucur dana lagi, minimal 5 T utk revitalisasinya. Indahnya hidup ini, semoga aja gak mati tertimbun hidup2.

Tragis emang, menyedihkan. Itu pohon berusia puluhan tahun, dari zaman gubernur Ali Sadikin. Kok gitu2 banget ambil kebijakan 👎

Di pimpin gubernur kadrun, jkt jadi amburadul..kapan di lengserkan.?

Pohon itu sudah tuan umrnya' mukin aja umurnya pohon sama ama anis' sehrusnya d tmbh tnam lgi bukn mlh d tebang' d tbang apa biar luas untk reoni ulamak kiyai 212 biar muat bnyak' kok mlh merusak bukan merawat nanti nyalhkn persidenya'

Acemana nih elisa_jkt mkusumawijaya Jangan2 ini karena masukan kelen berdua 😁😁😁

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 9. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Revitalisasi Monas Hilangkan 190 Pohon, Ini Kata Pemprov DKIDKI tetap akan mengedepankan konsep ruang terbuka hijau (RTH) dan integrasi transportasi publik.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »

DPRD Akan Panggil Pemprov DKI, Pertanyakan Revitalisasi MonasKomisi D akan mempertanyakan revitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat, yang membuat sejumlah pohon di area itu ditebang.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Komisi D Minta Pemprov DKI Gencar Sosialisasi Revitalisasi MonasRevitalisasi Monas yang mengedepankan ruang terbuka hijau (RTH) dinilai belum tersosialisasi dengan baik.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »

Pemprov DKI: Monas Akan Dibuat Terbuka Seperti Lapangan BantengPemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monas. Rencananya, Monas akan dibuat menjadi area terbuka seperti Lapangan Banteng. RevitalisasiMonas PemprovDKI terbuka demi mengorbankan pohon ditebang, wajar aja jakarta banjir terus Bikin lapangan biar ntar pas reuni bisa nampung lebihh Perusak lingkungan
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

Pemprov DKI Angkat Bicara soal Rekam Jejak Kontraktor Revitalisasi MonasPemprov DKI yakin kontraktor yang menggarap revitalisasi Monas bukanlah kontraktor abal-abal. Apa alasannya? Tunggu Bukankah Masjid Agung Sumbar dikerjakan PT Total Bangun Persada ini buktinya Alamat kantor dgn alamat di akta sering kali berbeda. Dua tahun lalu nama perusahaan itu ada di pengusutan kejaksaan...
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »