Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira, menilai diberlakukannya larangan ekspor Refined bleached, and deodorized atau RBD palm Olein, belum tentu bisa menurunkan harga minyak goreng.
Dia menjelaskan, kenaikan harga CPO di pasar internasional juga terjadi merespon pelarangan ekspor RBD Palm olein. Jika dicabut, harga sudah terlanjur tinggi dan akan menjadi acuan harga jual minyak goreng baru. “Ini reaksi dari perusahaan sawit, karena antisipasi stok bahan baku berlimpah jika larangan ekspor diberlakukan. Ketidakjelasan aturan pemerintah juga dimanfaatkan dengan baik oleh para pengepul tandan buah segar,” ujarnya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
“Alhasil seluruh CPO dianggap oversupply dan pengepul leluasa menekan harga ditingkat petani. Ini juga menjadi bukti bahwa mata rantai sawit yang paling rentan adalah petani atau pekebun rakyat dan buruh tani,” katanya. "Saya ingin sampaikan pilihan pemerintah stop sementara ekspor bahan baku minyak goreng ini pilihan terbaik dari yang terjelek dari yang ada," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu .
"Pemerintah tidak boleh semena-mena dengan pengusaja tapi pengusaha ini jangan main-main juga sama pemerintah," kata dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »