Karenanya, Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, telah mengajukan permohonan penambahan pupuk bersubsidi untuk tahun ini, karena dari 2019 ke 2020 terjadi pengurangan jatah pupuk sebanyak 30 persen.
Tahun ini, untuk 24 kabupaten/kota di Sulsel, pupuk urea misalnya, alokasinya sebanyak 233.691 ton, dan sudah terealisasi sebanyak 208.416 ton atau sekitar 89,18 persen. Demikian pula jenis pupuk SP36, alokasi yang Sulsel terima hanya 31.196 ton, dan sudah terealisasi sebanyak 26.818 ton atau sekitar 85,97 ton. Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel itu, Kabupaten Barru, yang realisasi penggunaan pupuknya sudah melampaui alokasi yang diberikan. Untuk pupuk urea, alokasi hanya 3.800 ton, tapi realisasinya sudah 100,3 persen atau 381,1 ton.
Hal yang sama dialami kabupaten/kota lainnya, seperti Bulukumba dan Pangkajene Kepulauan yang kekurangan Urea. Enrekang, Soppeng dan Parepare kekurangan SP36, serta Bantaeng yang kekurangan ZA. Ardin Tjatjo menambahkan, tahun ini, pandemi virus korona membuat nilai tukar turun. "Artinya apa? Tahun ini daya beli masyarakat kita turun, termasuk petani kita. Daya beli juga berkurang, dan apakah ada pupuk non subsidi yang bisa dibeli?" ungkapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »