Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-StudioMenurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Review in the Neurosciences, status sosial ekonomi yang rendah dan kemiskinan adalah salah satu faktor penentu kesehatan mental anak, capaian di sekolah, dan perkembangan kognitif di otak.
Status sosial konomi mengacu pada kedudukan sosial seseorang atau keluarga yang dipengaruhi kekayaan, pekerjaan, pencapaian pendidikan, dan kondisi kehidupan. Meskipun berkaitan dengan kehidupan sehari-hari saat ini, SES juga dapat memengaruhi otak mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Peneliti mendapati, faktor-faktor ini dapat mengganggu perkembangan otak anak. Stres yang berlangsung terus menerus dapat mengganggu pertumbuhan sel saraf baru di hippocampus otak, perkembangan kemampuan berbahasa, dan kesehatan mentalnya. Akibatnya, kemampuan belajar anak pun terganggu sehingga turut berimbas pada pendidikan dan peluang kariernya di masa depan.Kemiskinan generasional menurut peneliti turut dipengaruhi perubahan otak ini.
Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan pada saat kesenjangan sosial semakin meningkat. Menurut peneliti, menentukan dengan tepat mekanisme yang berkontribusi terhadap kemiskinan generasi dapat membantu para peneliti dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan intervensi awal yang baru.
Miskin Ses Ekonomi Pendidikan Neuron Stres Otak Kognitif
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »