"Mendengar pertempuran di Surabaya yang begitu dahsyat, Kiai Haji Raden As'ad Syamsul Arifin yang merupakan seorang tokoh ulama terkemuka dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur lantas mengirimkan pasukan pelopor dan pasukan Sabilillah Situbondo ke daerah Tanjung Perak yang kemudian bertempur hebat di Jembatan Merah," tulis dalam buku tersebut.
Dalam pertempuran ini Kiai As'ad aktif memimpin pasukan, dan semasa berperang dia bermarkas di rumah Kiai Yasin di Blauran IV/25. Rumah kiai Yasin memang digunakan sebagai markas para kiai yang memiliki ilmu kanuragan tinggi. Di antaranya kiai Gufron, kiai Ridwan, kiai Ali, kiai Muhammad Sedayu, kiai Maksum, kiai Mahrus Ali Kediri, dan beberapa kiai lainnya.Dari buku tersebut dituliskan jika Kiai-kiai itulah yang mengobarkan semangat para Hizbullah Sabilillah dan juga pejuang lainnya. Mereka diperbekali doa, ijazah dan suwuk.
Di samping itu, sekitar tahun 1890-an, Belanda sempat melakukan renovasi besar-besaran terhadap Jembatan Merah, di mana pagar pembatas yang membatasi badan jembatan dengan sungai diganti. Dari yang sebelumnya berbahan kayu, kemudian diganti dengan besi. Warna merah dari jembatan tersebut menjadi ciri khasnya hingga sekarang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »