"Dengan memasifkan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat. Misalnya bagaimana menempatkan peralatan rumah tangga sehingga tidak jatuh dan membahayakan penghuni saat terjadi gempabumi. Itu jadi upaya meminimalisir risiko korban jiwa," tegasnya.
Meskipun belum bisa dipastikan, Rasmid menyebut bukan berarti masyarakat dan pemerintah daerah akhirnya abai terhadap potensi kegempaan yang bisa ditimbulkan oleh Sesar Lembang yang saat ini masih dalam fase tidur panjang. "Kita wajib memberitahu masyarakat bahwa ada ancaman Sesar Lembang di sekitar tempat tinggal mereka. Bahkan masyarakat di garis sesar sebetulnya masih banyak yang tidak tahu. Mereka lebih tahu Floating Market daripada Sesar Lembang. Padahal Floating Market itu tepat di Sesar Lembang," tuturnya.
Edukasi itu kata Rasmid bertujuan agar masyarakat siap menghadapi bencana untuk meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa saat gempa bumi terjadi. "Apa yang harus dilakukan sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi itu perlu diketahui masyarakat. Bahkan kita punya program BMKG goes to school melakukan sosialisasi sampai simulasi kegempaan pada siswa sekolah dasar," terangnya.
Akar bajakah untuk kesehatan pesan sekarang juga👇 nomor WA
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »