REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – di luar gedung pengadilan Koblenz, Jerman. Aksi itu digelar untuk mengawasi jalannya persidangan atas kejahatan kemanusiaan rezim Bashar al-Assad.
Ini adalah pengadilan pertama yang pernah ada di seluruh dunia berkaitan dengan rezim di Suriah. Jaksa Penuntut Umum Federal mendakwa dua mantan perwira intelijen rezim Assad, yang ditangkap di Jerman tahun lalu, bertanggung jawab atas penyiksaan ratusan orang di fasilitas penahanan Al-Khatib di Damaskus.
Aksi instalasi seni ini menampilkan 49 sosok patung tanpa kepala dan berdiri diam di depan gedung pengadilan dengan tangan terangkat di depan gedung pengadilan. “Semua patung kami pakaikan jins, kemeja, dan jaket milik korban penyiksaan,” kata Khaled seperti dilansir Reuters, Rabu Ketika ditanya mengapa Khaled memilih menampilkan 49 sosok, ia menjawab bahwa dirinya terbentur keterbatasan biaya. Para aktivis mengapresiasi aksi tersebut sebagai langkah pertama menuju keadilan bagi ribuan warga Suriah yang di fasilitas pemerintah.
Seperti diberitakan Anadolu, menurut pengacara kelompok penyintas, pengadilan ini telah melihat bukti dan mendengarkan kesaksian dari hampir 20 warga Suriah yang pernah di tahan di penjara rezim. “Mungkin ini langkah kecil. Namun, ini adalah langkah bersejarah bagi keadilan di Suriah,” kata pengacara tersebut. Baca Juga BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »