Rupiah masih tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat . Melansir data Refinitiv, sampai akhir perdagangan kemarin, Selasa mata uang Garuda melemah 0,06% menjadi Rp16.285/US$. Depresiasi rupiah ini melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak Senin.
Jika pada penutupan masih menguat bakal menandai tiga hari beruntun, DXY terus menekan rupiah. Kuatnya indeks dolar AS ini bukan tanpa sebab lantaran memang terpengaruh dari kehati-hatian pasar terhadap rilis inflasi negeri Paman Sam nanti malam, yang kemudian dilanjutkan pengumuman hasil rapat the Fed.
Sementara penurunan suku bunga pertama kali kemungkinan akan terjadi mulai September mendatang. Perhitungan CME Fedwatch Tool, kini menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga AS di September mencapai 48,3%.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »