yang kini makin lazim digunakan dalam keseharian, bahkan untuk para kreator profesional dalam menciptakan karya memunculkan perbincangan dan pertanyaan yang sama. Hal itu mengemuka dalam diskusi panel Asia-Europe: Common Stakes for The Film Industry di Cannes International Film Festival 2024.
Isu transparansi karya berbasis AI juga diamini stafsus Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Alex Sihar. Menurutnya AI saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Alex menambahkan, perlu ada instrumen yang juga melindungi hak cipta yang dimiliki kreator/manusia pembuat karyanya. “Mungkin, AI terkadang bagi sebagian kreator dan pekerja kreatif adalah sekadar alat. Misalnya mau bikin film, bisa jadi nantinya sudah tidak butuh vfx, kru, bahkan aktor. Bagi kreator dan sutradara yang mau buat film, AI bisa jadi alat yang bagus untuk menekan biaya produksi. Tapi, bagi pekerjanya seperti kru misalnya itu bisa membuat mereka kehilangan pekerjaan,” andai Kim.
WAKIL Ketua Umum Perkumpulan Robotik Medik Indonesia , Reno Rudiman menilai diperlukan regulasi hukum untuk mengatur perlindungan hukum bagi pasien maupun dokter bedah
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »