REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebagian besar warga Amerika Serikat khawatir muncul gelombang kedua penularan virus corona, ketika sejumlah negara bagian mulai melonggarkan lockdown. Berdasarkan survei dari The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research, 83 persen warga AS khawatir bahwa pelonggaran lockdown dapat memicu munculnya kasus infeksi baru.
Secara keseluruhan, survei menunjukkan bahwa beberapa warga Amerika ingin kembali beraktivitas seperti biasa dalam waktu dekat. Namun, sebagian besar warga lainnya menyatakan bahwa mereka akan menjalani karantina dan hanya keluar rumah untuk tugas-tugas penting hingga vaksin tersedia. Dalam survei terbaru menemukan, 69 persen warga mendukung pembatasan pertemuan orang di ruang publik dengan jumlah 10 orang. Pada survei sebelumnya yakni bulan April, sebanyak 82 persen warga mendukung pembatasan sosial.
Penurunan jumlah responden yang mendukung pembatasan sosial didorong oleh perubahan sikap di kalangan anggota Partai Republik. Tepatnya ketika Presiden Donald Trump dan beberapa gubernur negara bagian secara agresif mendesak untuk membuka kembali kegiatan bisnis dan tempat-tempat umum. Hanya sepertiga dari anggota Republik yang menyatakan bahwa mereka sangat khawatir akan muncul kasus baru ketika pembatasan sosial dicabut.
Lihat Artikel AsliBACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id, Klik di Sini
Mirip di t4 saya,
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »