REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menulis artikel berjudul 'Amerika, Arey You Ok?' menyikapi maraknya demonstrasi yang dibarengi dengan penjarahan sebagai imbas tewasnya warga kulit hitam George Floyd setelah tak bisa bernapas akibat lehernya ditekan dengan lutut oleh polisi Derek Chauvin pada 25 Mei lalu.
Apa yang sesungguhnya terjadi? Mengapa Amerika jadi begitu? Inilah pertanyaan yang muncul di banyak negara. Satu catatan, ketika hubungan Indonesia-Amerika terus berkembang dengan baik, kita juga menjalin hubungan dengan negara lain. Negara-negara itu sebagian adalah 'rival' Amerika. Menurut saya, sesuai amanah para pendiri republik, 'politik bebas aktif' harus tetap menjadi haluan kita. Di era saya dulu, saya tambahkan lagi dengan all direction foreign policy.
Banyak orang di dunia ini, saya kira di negeri kita juga ada, yang sangat mengagungkan Amerika Serikat. Seolah, negara itu selalu benar. Tidak pernah salah. Orang-orang itu juga menganggap Amerika bisa menjadi role model. Menjadi panutan dan rujukan. Mungkin demokrasinya, HAM-nya, kebebasannya, pranata hukumnya, sistem politiknya, pemilunya, ekonomi pasarnya, ketokohan presidennya dan lain-lain.
Siapa yang bisa menjawab, di samping negara-negara lain, ya bangsa Amerika sendiri. Dengan catatan mereka harus jujur dan objektif.
Indonesia kok gak pernah jaya. Apalagi sekarang. Ambyar. JokowiGakBecusUrusNegara JokowiSilahkanMundur
Betul, seperti Demokrat setelah dua periode ambyar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »