Foto: Warga Palestina berbondong-bondong untuk mendapatkan bantuan yang dijatuhkan dari udara pada Jumat di Muraj, Gaza selatan. Rusia dan China memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sebelumnya disponsori oleh Amerika Serikat perihal gencatan senjata di Gaza. Resolusi itu dianggap ambigu dan bukan merupakan tuntutan langsung untuk menghentikan peperangan.
Mengutip Reuters, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, bahwa resolusi yang dipimpin oleh Amerika Serikat itu"sangat dipolitisasi" dan berisi lampu hijau untuk Israel terus melancarkan operasi militer di Rafah, sebuah kota di ujung selatan Jalur Gaza.Di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk daerah kantung tersebut berlindung di tenda-tenda darurat.
Duta Besar Cina untuk PBB, Zhang Jun, mengkritik naskah yang diusulkan oleh AS karena tidak secara jelas menyatakan penentangannya terhadap operasi militer yang direncanakan oleh Israel di Rafah, yang menurutnya dapat menyebabkan konsekuensi yang parah.Mengacu draft resolusi terbaru yang telah dibaca Reuters, berisi mengenai tuntutan gencatan senjata segera selama bulan suci Ramadan, pembebasan semua sandera, dan perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Atas Resolusi yang dipimpin AS tersebut, di mana Aljazair juga memberikan suara tidak dan Guyana abstain, menyerukan gencatan senjata segera dan berkelanjutan selama sekitar enam minggu yang akan melindungi warga sipil dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: rmol_id - 🏆 21. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »